BKKBN Targetkan Stunting Di Tahun2024 Turun 14 Persen

 


Jakarta,Singkron.com  - Fenomena Stunting atau kekurangan gizi pada balita yang berlangsung lama pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (sejak kehamilan hingga bayi berusia 2 tahun) dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan perkembangan tumbuh anak. 

Hal ini  menjadi kekhawatiran terbesar pasangan suami istri.Karena  dinilai bukanlah sebagai penyakit, tetapi dapat dilakukan pencegahan sejak dini. 

Dalam menyikapi persoalan stunting di Indonesia, BKKBN menyatakan keseriusannya untuk mengatasi, karena stunting ini merupakan isu persoalan sumber daya manusia.

“Dalam rangka mengisi bonus demografi ini, kita ingin adanya kualitas dari aspek kependudukannya. Oleh karena itu, stunting menjadi bagian yang tidak bisa terpisahkan dalam perjuangan BKKBN,” ujar Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi, Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd usai menghadiri kegiatan Sosialisasi di Hotel Cosmo Amaroossa Jl. Antasari No. 9 A - B Selasa Jakarta Selatan (21/12/2021).

Ditambahkannya, dalam rangka melaksanakan amanah dari Presiden yang menunjuk BKKBN sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting yang dipertegas dengan Perpres Nomor 72/2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, BKKBN menginginkan angka stunting yang saat ini berada diangka 27,64%, pada akhir tahun 2024 diharapkan menjadi 14%. Oleh karena itu, BKKBN berkolaborasi dengan berbagai kementerian, akademisi, masyarakat termasuk media untuk bersama-sama menangani kasus stunting ini.

“Progres sejak 2013-2019 turun hanya 0,3% pertahun. Kita harapkan 2019-2024 tersisa 13% yang harus dicapai dalam waktu 2,5 tahun atau minimal 4,5% pertahun. Jadi ini tantangan bagi BKKBN, sehingga strateginya harus dari hulu dengan cara pencegahan,” ungkap Teguh.



Pendekatan yang dilakukan oleh BKKBN dalam mengatasi stunting dimulai dari hulu yaitu pendekatan keluarga. Menurutnya, stunting bukan hanya disebabkan karena kekurangan gizi, namun juga pola pengasuhan dalam keluarga.

“Maka bagi remaja yang akan menikah, kami edukasi terlebih dahulu baik dari sisi kesehatan, gizi maupun pola asuhnya,” pungkasnya

DRA. Hj. Okky Asokawati M.Psi. merupakan Politikus Dan Tokoh Perempuan menambahkan bahwa pada tahun 2035 Indonesia di gembar - gemborin akan mendapatkan Bonus Demografi. Karena Indonesia bisa masuk kedalam semi final KIE ( Komunikasi, Informasi, dan Edukasi ) di ajang bergengsi Piala AFF.

Hal ini merupakan pertanda bagi Indonesia bahwa Generasi Indonesia merupakan generasi yang bagus dan kuat dengan jagornya " Berencana Itu Keren" 

Berharap kedepannya agar Indonesia mempunyai generasi yang memiliki tingkat kematangan emosional yang lebih baik dan bukan hanya akademisi saja melainkan juga nilai -  nilai sosial yang baik dan seimbang.

" Bukan lagi sekedar Generasi Milenial tetapi Generasi Riset yang lebih banyak memberdayakan perempuan untuk dapat tampil di panggung - panggung sosial hingga dapat memberikan inspirasi positive bagi perempuan lainnya.Karena perempuan memiliki multi peranan baik sebagai ibu rumah tangga, pendidik j patnership buat suami" tegasnya.(Shanty)

Post a Comment

0 Comments